Kamis, 12 Desember 2013

UJIAN AKHIR / FORMATIF 4 TEKNIK SEPEDA MOTOR
PRODI. TEKNIK OTOMOTIF, JURUSAN TEKNIK MESIN UNIMED


1. Sebutkan nama komponen pada gambar berikut dan jelaskan Fungsinya



2.  A. Sebutkan nama komponen pada gambar dibawah ini dan jelaskan fungsinya



    B. Jelaskan cara kerja sistem CVT pada sepeda motor Matic

Selamat Bekerja Semoga Sukses


38 komentar:

Unknown mengatakan...

Pak kirim jawaban nya di mana pak? Apa langsung di coment pak?

Unknown mengatakan...

1. Cotter berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
2. Penahan berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
3. Pegas Klep Dalam berfungsi untuk menekan klep agar dapat tertutup dengan sempurna.
4. Pegas Klep Luar berfungsi untuk mengembalikan posisi klep pada posisi semula setelah tertekan atau membuka.
5. Sistem Seal
Sil klep dipasang di bos klep dimaksudkan agar oli yang terdapat di kepala silinder tidak bocor keruang bakar melalui celah antara batang klep dan bos klep. Kerusakan yang sering terjadi adalah sil pecah atau keras, ditandai dengan adanya asap putih tipis di knalpot ketika mesin dihidupkan
6. Dudukan Pegas berfungsi sebagai dudukan pegas agar pegas tidak lari atau menggeser.
7. Bos Klep berfungsi sebagai jalur bergeraknya batang klep. Bila bos klep telah aus/longgar di bagian knalpot akan timbul asap putih tipis dan perbaikannya harus diganti dan pemasangannya di tukang bubut.
8. Klep Buang (exhaust valve) berfungsi membuka-tutup saluran buang (exhaust manifold) untuk mengeluarkan gas sisa pembakaran. Sesuai nama dan fungsinya, penempatan katup ini berda di saluran buang kendaraan.
9. Klep Masuk (intake valve) adalah katup yang penempatannya berada di saluran masuk (intake manifold) pada silinder head kendaraan, fungsi katup ini membuka-tutup saluran masuk agar campuran udara dan bensin dapat masuk untuk proses pembakaran.
10. Poros Bubungan (Noken As)
Fungsinya untuk mengatur waktu membuka dan menutup  klep melalui bentuk gunung-gunung di noken as sehingga klep bisa teratur pada saat motor bekerja. Kerusakan yang sering terjadi, bagian gunung-gunung noken as mengalami keausan sehingga timbul suara kasar/berisik pada kepala silinder.
11. Pelatuk (Rocker Arm)
Ketika mesin bekerja, pelatuk klep berfungsi sebagai perantara putaran noken as guna mengatur buka tutup klep. Gerakan berputar dari noken as diubah menjadi naik turun pada klep oleh pelatuk klep. Gerakan naik turun ini diatur oleh gunung-gunung noken as.
12. Poros Pelatuk berfungsi sebagai tempat dudukan pelatuk.
13. Pelat Penahan berfungsi untuk menahan poros pelatuk agar poros pelatuk tidak menggeser.


Unknown mengatakan...

2.A.
1. Primary fixed sheave/ Pulley primer tetap adalah bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt. Fixed sheave berbentuk piringan yang bagian sisinya dibentuk menyerupai kipas, tujuannya adalah untuk membantu proses pendinginan pada ruang cvt.
2. Crankshaft/ Poros engkol
Berfungsi untuk memutar Primary sliding shave.
3. V-belt
Disebut juga sebagai sabuk, berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ). Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan sepeda motor. Namun, besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros Crankshaft dan Poros Primary Drive Gear Shift. Bagian bawah V-belt dibuat menyerupai roda gigi yang berfungsi sebagai pendingin agar V-belt bersifat elastis. Beberapa pabrikan telah menetapkan standar penggantian V-belt, yaitu antara 20.000 km sampai 25.000 km.
4. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
Adalah bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave akan menekan V-belt kearah diameter pulley yang lebih besar.
5. Primary drive gear shaft/ As Gear box berfungsi sebagai tempat dudukan gear reduksi dan gear reduksi meneruskan putaran ke roda.

2.B.
1.Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.
2.Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).
3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.
4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.
5. Saat Roda Beban Berat/ Menanjak
Pada saat menanjak, atau beban berat, roda belakang agak tertahan, oleh karena beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer mengecil


Unknown mengatakan...

NAMA : BINTANG IMMANUEL LUMBANTOBING
NIM : 5113122005
1. Komponen perakitan Kepala Silinder dan Fungsinya masing-masing :
1. COTTER : menahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik
2. PENAHAN : tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan
3. PEGAS KLEP DALAM: menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
4. PEGAS KLEP LUAR : menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
5. STEM SEAL : menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir
6. DUDUKAN PEGAS : sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan
7. BOS KLEP : sebagai jalur bergeraknya batang katup
8. KLEP BUANG : mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang baka
9. KLEP MASUK: sebagai membuka tuutp saluran buang dari sisa-sisa pembakaran
10. POROS BUBUNGAN : menggerakkan rocker arem yang selanjutnya menggerakkan klep
11. PELATUK : sebagai tempat untuk menyetel klep
12. POROS PELATUK :tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik turun
13. PLAT PENAHAN : menahan agar poros pelatuk tidak keluar (bergerak ke kiri ke kanan)


2. Komponen pada mesin Matic dan fungsinya
1. Fixed Sheave: bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt
2. Crankshaft : poros engkol sebagai kick starter
3. V-Belt :sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder )
4. Sliding Sheave : bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin
5. Primary drive gear shaft : poros penghubung ke roda





3. Cara kerja CVT
Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Muhammad Maulana Syahputra mengatakan...

1) Sebutkan nama komponen pada gambar berikut dan jelaskan Fungsinya?

Jawab:
1. Cotter
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.

2. Penahan
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.

3. Pegas Klep Dalam
Berfungsi untuk menekan klep agar dapat tertutup dengan sempurna.

4. Pegas Klep Luar
Berfungsi untuk mengembalikan posisi klep pada posisi semula setelah tertekan atau membuka.

5. Sistem Seal
Sil klep dipasang di bos klep dimaksudkan agar oli yang terdapat di kepala silinder tidak bocor ke ruang bakar melalui celah antara batang klep dan bos klep. Kerusakan yang sering terjadi adalah sil pecah atau keras, ditandai dengan adanya asap putih tipis di knalpot ketika mesin dihidupkan
6. Dudukan Pegas
Berfungsi sebagai dudukan pegas agar pegas tidak lari atau menggeser.

7. Bos Klep
Bos klep berfungsi sebagai jalur bergeraknya batang klep. Bila bos klep telah aus/longgar di bagian knalpot akan timbul asap putih tipis dan perbaikannya harus diganti dan pemasangannya di tukang bubut.

8. Klep Buang
Klep / katup buang (exhaust valve) adalah katup yang berfungsi membuka-tutup saluran buang (exhaust manifold) untuk mengeluarkan gas sisa pembakaran. Sesuai nama dan fungsinya, penempatan katup ini berda di saluran buang kendaraan.

9. Klep Masuk
Klep / katup masuk (intake valve) adalah katup yang penempatannya berada di saluran masuk (intake manifold) pada silinder head kendaraan, fungsi katup ini adalah membuka-tutup saluran masuk agar campuran udara dan bensin dapat masuk untuk proses pembakaran.

10. Poros Bubungan (Noken As)
Fungsi dari noken as adalah untuk mengatur waktu membuka dan menutup klep melalui bentuk gunung-gunung di noken as sehingga klep bisa teratur pada saat motor bekerja. Kerusakan yang sering terjadi, bagian gunung-gunung noken as mengalami keausan sehingga timbul suara kasar/berisik pada kepala silinder.

11. Pelatuk (Rocker Arm)
Ketika mesin bekerja, pelatuk klep berfungsi sebagai perantara putaran noken as guna mengatur buka tutup klep. Gerakan berputar dari noken as diubah menjadi naik turun pada klep oleh pelatuk klep. Gerakan naik turun ini diatur oleh gunung-gunung noken as.

12. Poros Pelatuk
Berfungsi sebagai tempat dudukan pelatuk.

13. Pelat Penahan
Berfungsi untuk menahan poros pelatuk agar poros pelatuk tidak menggeser.

Muhammad Maulana Syahputra mengatakan...

2) A. Sebutkan nama komponen pada gambar dibawah ini dan jelaskan fungsinya?


Jawab:

1. Primary fixed sheave/ Pulley primer tetap
Adalah bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt. Fixed sheave berbentuk piringan yang bagian sisinya dibentuk menyerupai kipas, tujuannya adalah untuk membantu proses pendinginan pada ruang cvt.

2. Crankshaft/ Poros engkol
Berfungsi untuk memutar Primary sliding shave.

3. V-belt
Disebut juga sebagai sabuk, berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ). Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan sepeda motor. Namun, besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros Crankshaft dan Poros Primary Drive Gear Shift. Bagian bawah V-belt dibuat menyerupai roda gigi yang berfungsi sebagai pendingin agar V-belt bersifat elastis. Beberapa pabrikan telah menetapkan standar penggantian V-belt, yaitu antara 20.000 km sampai 25.000 km.

4. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
Adalah bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave akan menekan V-belt kearah diameter pulley yang lebih besar.

5. Primary drive gear shaft/ As Gear box
Berfungsi sebagai tempat dudukan gear reduksi dan gear reduksi meneruskan putaran ke roda.

B. Jelaskan cara kerja sistem CVT pada sepeda motor Matic?
Jawab:
1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).


3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.


5. Saat Roda Beban Berat/ Menanjak
Pada saat menanjak, atau beban berat, roda belakang agak tertahan, oleh karena beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer mengecil

sumber http://modulecvt.blogspot.com/

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

NAMA : HOTLAS PAIYAN SIHOTANG
NIM : 5113122019
1. Komponen perakitan Kepala Silinder dan Fungsinya masing-masing :
1. COTTER : menahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik
2. PENAHAN : tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan
3. PEGAS KLEP DALAM: menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
4. PEGAS KLEP LUAR : menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
5. STEM SEAL : menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir
6. DUDUKAN PEGAS : sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan
7. BOS KLEP : sebagai jalur bergeraknya batang katup
8. KLEP BUANG : mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang baka
9. KLEP MASUK: sebagai membuka tuutp saluran buang dari sisa-sisa pembakaran
10. POROS BUBUNGAN : menggerakkan rocker arem yang selanjutnya menggerakkan klep
11. PELATUK : sebagai tempat untuk menyetel klep
12. POROS PELATUK :tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik turun
13. PLAT PENAHAN : menahan agar poros pelatuk tidak keluar (bergerak ke kiri ke kanan)


2. Komponen pada mesin Matic dan fungsinya
1. Fixed Sheave: bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt
2. Crankshaft : poros engkol sebagai kick starter
3. V-Belt :sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder )
4. Sliding Sheave : bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin
5. Primary drive gear shaft : poros penghubung ke roda

3. Cara kerja CVT


Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Unknown mengatakan...

nama : irwinsyah lubis
nim : 5113122022
1) Sebutkan nama komponen pada gambar berikut dan jelaskan Fungsinya?

Jawab:
1. Cotter
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.

2. Penahan
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.

3. Pegas Klep Dalam
Berfungsi untuk menekan klep agar dapat tertutup dengan sempurna.

4. Pegas Klep Luar
Berfungsi untuk mengembalikan posisi klep pada posisi semula setelah tertekan atau membuka.

5. Sistem Seal
Sil klep dipasang di bos klep dimaksudkan agar oli yang terdapat di kepala silinder tidak bocor ke ruang bakar melalui celah antara batang klep dan bos klep. Kerusakan yang sering terjadi adalah sil pecah atau keras, ditandai dengan adanya asap putih tipis di knalpot ketika mesin dihidupkan
6. Dudukan Pegas
Berfungsi sebagai dudukan pegas agar pegas tidak lari atau menggeser.

7. Bos Klep
Bos klep berfungsi sebagai jalur bergeraknya batang klep. Bila bos klep telah aus/longgar di bagian knalpot akan timbul asap putih tipis dan perbaikannya harus diganti dan pemasangannya di tukang bubut.

8. Klep Buang
Klep / katup buang (exhaust valve) adalah katup yang berfungsi membuka-tutup saluran buang (exhaust manifold) untuk mengeluarkan gas sisa pembakaran. Sesuai nama dan fungsinya, penempatan katup ini berda di saluran buang kendaraan.

9. Klep Masuk
Klep / katup masuk (intake valve) adalah katup yang penempatannya berada di saluran masuk (intake manifold) pada silinder head kendaraan, fungsi katup ini adalah membuka-tutup saluran masuk agar campuran udara dan bensin dapat masuk untuk proses pembakaran.

10. Poros Bubungan (Noken As)
Fungsi dari noken as adalah untuk mengatur waktu membuka dan menutup klep melalui bentuk gunung-gunung di noken as sehingga klep bisa teratur pada saat motor bekerja. Kerusakan yang sering terjadi, bagian gunung-gunung noken as mengalami keausan sehingga timbul suara kasar/berisik pada kepala silinder.

11. Pelatuk (Rocker Arm)
Ketika mesin bekerja, pelatuk klep berfungsi sebagai perantara putaran noken as guna mengatur buka tutup klep. Gerakan berputar dari noken as diubah menjadi naik turun pada klep oleh pelatuk klep. Gerakan naik turun ini diatur oleh gunung-gunung noken as.

12. Poros Pelatuk
Berfungsi sebagai tempat dudukan pelatuk.

13. Pelat Penahan
Berfungsi untuk menahan poros pelatuk agar poros pelatuk tidak menggeser.

Unknown mengatakan...

nama : irwinsyah lubis
nim : 5113122022

sebutkanlah nama komponen pada gambar dibawah ini dan jelaskan fungsinya?


Jawab:

1. Primary fixed sheave/ Pulley primer tetap
Adalah bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt. Fixed sheave berbentuk piringan yang bagian sisinya dibentuk menyerupai kipas, tujuannya adalah untuk membantu proses pendinginan pada ruang cvt.

2. Crankshaft/ Poros engkol
Berfungsi untuk memutar Primary sliding shave.

3. V-belt
Disebut juga sebagai sabuk, berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ). Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan sepeda motor. Namun, besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros Crankshaft dan Poros Primary Drive Gear Shift. Bagian bawah V-belt dibuat menyerupai roda gigi yang berfungsi sebagai pendingin agar V-belt bersifat elastis. Beberapa pabrikan telah menetapkan standar penggantian V-belt, yaitu antara 20.000 km sampai 25.000 km.

4. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
Adalah bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave akan menekan V-belt kearah diameter pulley yang lebih besar.

5. Primary drive gear shaft/ As Gear box
Berfungsi sebagai tempat dudukan gear reduksi dan gear reduksi meneruskan putaran ke roda.

B. Jelaskan cara kerja sistem CVT pada sepeda motor Matic?
Jawab:
1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).


3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.


5. Saat Roda Beban Berat/ Menanjak
Pada saat menanjak, atau beban berat, roda belakang agak tertahan, oleh karena beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer mengecil

Bisbon Butar-Butar mengatakan...


1. Komponen Kepala Silinder & Fungsin( sesuai nomor pada gambar gambar) :
1. Cotter : menahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
2. Penahan : tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan.
3. Pegas Klep Dalam: menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka.
4. Pegas Klep Luar : menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka.
5. Stem Seal : menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir.
6. Dudukan Pegas : sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan.
7. Bos Klep : sebagai jalur bergeraknya batang katup.
8. Klep Buang : mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang baka.
9. Klep Masuk: sebagai membuka tuutp saluran buang dari sisa-sisa pembakaran.
10. Poros Bubungan : menggerakkan rocker arem yang selanjutnya menggerakkan klep.
11. Pelatuk : sebagai tempat untuk menyetel klep.
12. Poros Pelatuk :tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik turun.
13. Plat Penahan : menahan agar poros pelatuk tidak keluar (bergerak ke kiri ke kanan).


2. Komponen Tranmisi Matic dan fungsinya(sesuai nomor pada gambar) :
1. Fixed Sheave: bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt.

2. Crankshaft : poros engkol sebagai kick starter.
3. V-Belt :sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ).
4. Sliding Sheave : bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin.
5. Primary drive gear shaft : poros penghubung ke roda.


3. Cara kerja CVT
Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Unknown mengatakan...

1. Nama komponen kepala silinder beserta fungsinya :
1. Cotter berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
2. Penahan berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
3. Pegas Klep Dalam berfungsi untuk menekan klep agar dapat tertutup dengan sempurna.
4. Pegas Klep Luar berfungsi untuk mengembalikan posisi klep pada posisi semula setelah tertekan atau membuka.
5. Sistem Seal Sil klep dipasang di bos klep dimaksudkan agar oli yang terdapat di kepala silinder tidak bocor keruang bakar melalui celah antara batang klep dan bos klep. Kerusakan yang sering terjadi adalah sil pecah atau keras, ditandai dengan adanya asap putih tipis di knalpot ketika mesin dihidupkan
6. Dudukan Pegas berfungsi sebagai dudukan pegas agar pegas tidak lari atau menggeser.
7. Bos Klep berfungsi sebagai jalur bergeraknya batang klep. Bila bos klep telah aus/longgar di bagian knalpot akan timbul asap putih tipis dan perbaikannya harus diganti dan pemasangannya di tukang bubut.
8. Klep Buang (exhaust valve) berfungsi membuka-tutup saluran buang (exhaust manifold) untuk mengeluarkan gas sisa pembakaran. Sesuai nama dan fungsinya, penempatan katup ini berda di saluran buang kendaraan.
9. Klep Masuk (intake valve) adalah katup yang penempatannya berada di saluran masuk (intake manifold) pada silinder head kendaraan, fungsi katup ini membuka-tutup saluran masuk agar campuran udara dan bensin dapat masuk untuk proses pembakaran.
10. Poros Bubungan (Noken As) Fungsinya untuk mengatur waktu membuka dan menutup klep melalui bentuk gunung-gunung di noken as sehingga klep bisa teratur pada saat motor bekerja. Kerusakan yang sering terjadi, bagian gunung-gunung noken as mengalami keausan sehingga timbul suara kasar/berisik pada kepala silinder.
11. Pelatuk (Rocker Arm). Ketika mesin bekerja, pelatuk klep berfungsi sebagai perantara putaran noken as guna mengatur buka tutup klep. Gerakan berputar dari noken as diubah menjadi naik turun pada klep oleh pelatuk klep. Gerakan naik turun ini diatur oleh gunung-gunung noken as.
12. Poros Pelatuk berfungsi sebagai tempat dudukan pelatuk.
13. Pelat Penahan berfungsi untuk menahan poros pelatuk agar poros pelatuk tidak menggeser

Unknown mengatakan...

2.A. Komponen pada mesin Matic dan fungsinya
1. Primary fixed sheave/ Pulley primer tetap adalah bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt. Fixed sheave berbentuk piringan yang bagian sisinya dibentuk menyerupai kipas, tujuannya adalah untuk membantu proses pendinginan pada ruang cvt.
2. Crankshaft/ Poros engkol Berfungsi untuk memutar Primary sliding shave.
3. V-belt disebut juga sebagai sabuk, berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ). Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan sepeda motor. Namun, besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros Crankshaft dan Poros Primary Drive Gear Shift. Bagian bawah V-belt dibuat menyerupai roda gigi yang berfungsi sebagai pendingin agar V-belt bersifat elastis. Beberapa pabrikan telah menetapkan standar penggantian V-belt, yaitu antara 20.000 km sampai 25.000 km.
4. Secondary sliding sheave (pulley bergerak) adalah bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave akan menekan V-belt kearah diameter pulley yang lebih besar.
5. Primary drive gear shaft/ As Gear box berfungsi sebagai tempat dudukan gear reduksi dan gear reduksi meneruskan putaran ke roda.
2.B. Cara kerja sistem CVT pada sepeda motor matic
1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.
2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar )
3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.
4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.
5. Saat Roda Beban Berat/ Menanjak
Pada saat menanjak, atau beban berat, roda belakang agak tertahan, oleh karena beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer mengecil

Unknown mengatakan...

1. Sebutkan nama komponen pada gambar berikut dan jelaskan Fungsinya?

1) Cotter berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
2) Penahan berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
3) Pegas Klep Dalam berfungsi untuk menekan klep agar dapat tertutup dengan sempurna.
4) Pegas Klep Luar berfungsi untuk mengembalikan posisi klep pada posisi semula setelah tertekan atau membuka.
5) SistemSeal
Sil klep dipasang di bos klep dimaksudkan agar oli yang terdapat di kepala silinder tidak bocor keruang bakar melalui celah antara batang klep dan bos klep. Kerusakan yang sering terjadi adalah sil pecah atau keras, ditandai dengan adanya asap putih tipis di knalpot ketika mesin dihidupkan.
6) Dudukan Pegas berfungsi sebagai dudukan pegas agar pegas tidak lari atau menggeser.
7) Bos Klep berfungsi sebagai jalur bergeraknya batang klep. Bila bos klep telah aus/longgar di bagian knalpot akan timbul asap putih tipis dan perbaikannya harus diganti dan pemasangannya di tukang bubut.
8) Klep Buang (exhaust valve) berfungsi membuka-tutup saluran buang (exhaust manifold) untuk mengeluarkan gas sisa pembakaran. Sesuai nama dan fungsinya, penempatan katup ini berda di saluran buang kendaraan.
9) Klep Masuk (intake valve) adalah katup yang penempatannya berada di saluran masuk (intake manifold) pada silinder head kendaraan, fungsi katup ini membuka-tutup saluran masuk agar campuran udara dan bensin dapat masuk untuk proses pembakaran.
10) Poros Bubungan (Noken As)
Fungsinya untuk mengatur waktu membuka dan menutup klep melalui bentuk gunung-gunung di noken as sehingga klep bisa teratur pada saat motor bekerja. Kerusakan yang sering terjadi, bagian gunung-gunung noken as mengalami keausan sehingga timbul suara kasar/berisik pada kepala silinder.



11) Pelatuk(RockerArm)
Ketika mesin bekerja, pelatuk klep berfungsi sebagai perantara putaran noken as guna mengatur buka tutup klep. Gerakan berputar dari noken as diubah menjadi naik turun pada klep oleh pelatuk klep. Gerakan naik turun ini diatur oleh gunung-gunung noken as.
12) Poros Pelatuk berfungsi sebagai tempat dudukan pelatuk.
13) Pelat Penahan berfungsi untuk menahan poros pelatuk agar poros pelatuk tidak menggeser.

Unknown mengatakan...

2. Sebutkan nama komponen pada gambar dibawah ini dan jelaskan fungsinya?

1) Primary fixed sheave/ Pulley primer tetap adalah bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt. Fixed sheave berbentuk piringan yang bagian sisinya dibentuk menyerupai kipas, tujuannya adalah untuk membantu proses pendinginan pada ruang cvt.
2) Crankshaft/ Poros engkol
Berfungsi untuk memutar Primary sliding shave.
3) V-belt
Disebut juga sebagai sabuk, berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ). Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan sepeda motor. Namun, besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros Crankshaft dan Poros Primary Drive Gear Shift. Bagian bawah V-belt dibuat menyerupai roda gigi yang berfungsi sebagai pendingin agar V-belt bersifat elastis. Beberapa pabrikan telah menetapkan standar penggantian V-belt, yaitu antara 20.000 km sampai 25.000 km.
4) Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
Adalah bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave akan menekan V-belt kearah diameter pulley yang lebih besar.
5) Primary drive gear shaft/ As Gear box berfungsi sebagai tempat dudukan gear reduksi dan gear reduksi meneruskan putaran ke roda.

2.B.

1) PutaranStasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.
2) SaatMulaiBerjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller (diameter kecil). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar (diameter besar).
3) PutaranMenengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance (sama besar). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.
4) PutaranTinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.
5) Saat Roda Beban Berat/ Menanjak
Pada saat menanjak, atau beban berat, roda belakang agak tertahan, oleh karena beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer mengecil.

Unknown mengatakan...

Nama : Muhammad Afandi
Nim : 5113122034
Prodi: Pend. Teknik Otomotif

1) Sebutkan nama komponen pada gambar berikut dan jelaskan Fungsinya?
Jawab:
1. Cotter
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.

2. Penahan
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.

3. Pegas Klep Dalam
Berfungsi untuk menekan klep agar dapat tertutup dengan sempurna.

4. Pegas Klep Luar
Berfungsi untuk mengembalikan posisi klep pada posisi semula setelah tertekan atau membuka.

5. Sistem Seal
Sil klep dipasang di bos klep dimaksudkan agar oli yang terdapat di kepala silinder tidak bocor ke ruang bakar melalui celah antara batang klep dan bos klep. Kerusakan yang sering terjadi adalah sil pecah atau keras, ditandai dengan adanya asap putih tipis di knalpot ketika mesin dihidupkan
6. Dudukan Pegas
Berfungsi sebagai dudukan pegas agar pegas tidak lari atau menggeser.

7. Bos Klep
Bos klep berfungsi sebagai jalur bergeraknya batang klep. Bila bos klep telah aus/longgar di bagian knalpot akan timbul asap putih tipis dan perbaikannya harus diganti dan pemasangannya di tukang bubut.

8. Klep Buang
Klep / katup buang (exhaust valve) adalah katup yang berfungsi membuka-tutup saluran buang (exhaust manifold) untuk mengeluarkan gas sisa pembakaran. Sesuai nama dan fungsinya, penempatan katup ini berda di saluran buang kendaraan.

9. Klep Masuk
Klep / katup masuk (intake valve) adalah katup yang penempatannya berada di saluran masuk (intake manifold) pada silinder head kendaraan, fungsi katup ini adalah membuka-tutup saluran masuk agar campuran udara dan bensin dapat masuk untuk proses pembakaran.

10. Poros Bubungan (Noken As)
Fungsi dari noken as adalah untuk mengatur waktu membuka dan menutup klep melalui bentuk gunung-gunung di noken as sehingga klep bisa teratur pada saat motor bekerja. Kerusakan yang sering terjadi, bagian gunung-gunung noken as mengalami keausan sehingga timbul suara kasar/berisik pada kepala silinder.

11. Pelatuk (Rocker Arm)
Ketika mesin bekerja, pelatuk klep berfungsi sebagai perantara putaran noken as guna mengatur buka tutup klep. Gerakan berputar dari noken as diubah menjadi naik turun pada klep oleh pelatuk klep. Gerakan naik turun ini diatur oleh gunung-gunung noken as.

12. Poros Pelatuk
Berfungsi sebagai tempat dudukan pelatuk.

13. Pelat Penahan
Berfungsi untuk menahan poros pelatuk agar poros pelatuk tidak menggeser.

Unknown mengatakan...

GUSTRINO PURBA
5113122016
1. Nama-nama Komponen Kepala Silinder dan Fungsinya :
1. Cotter : Fungsinya untuk menahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik
2. Penahan : Tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan
3. Pegas Klep Dalam: Untuk menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
4. Pegas Klep Luar : Menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
5. Sistem Seal : Fungsinya untuk menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir
6. Dudukan Pegas : Sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan
7. Bos Klep : Sebagai jalur bergeraknya batang katup
8. Klep Buang : Mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang baka
9. Klep Masuk : Sebagai membuka tuutp saluran buang dari sisa-sisa pembakaran
10. Poros Bubungan : Menggerakkan rocker arem yang selanjutnya menggerakkan klep
11. Pelatuk/ burung klep : Berfungsi sebagai tempat untuk menyetel klep
12. Poros Pelatuk : berfungsi sebagai tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik turun
13. Plat Penahan : berfungsi untuk menahan agar poros pelatuk tidak keluar (bergerak ke kiri ke kanan)


2. NAma-Nama Komponen-komponen sepeda motor Matic ( CVT)
1. Fixed Sheave : adalah bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt
2. Crankshaft : poros engkol sebagai kick starter
3. V-Belt :sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder )
4. Sliding Sheave : bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin
5. Primary drive gear shaft/ As Gear box berfungsi sebagai tempat dudukan gear reduksi dan gear reduksi meneruskan putaran ke roda.
3. Jelaskan Cara kerja CVT pada sepeda motor matic!
Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja.
Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah (SEDANG)
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Bisbon Butar-Butar mengatakan...


1. Komponen Kepala Silinder & Fungsin( sesuai nomor pada gambar gambar) :
1. Cotter : menahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
2. Penahan : tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan.
3. Pegas Klep Dalam: menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka.
4. Pegas Klep Luar : menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka.
5. Stem Seal : menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir.
6. Dudukan Pegas : sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan.
7. Bos Klep : sebagai jalur bergeraknya batang katup.
8. Klep Buang : mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang baka.
9. Klep Masuk: sebagai membuka tuutp saluran buang dari sisa-sisa pembakaran.
10. Poros Bubungan : menggerakkan rocker arem yang selanjutnya menggerakkan klep.
11. Pelatuk : sebagai tempat untuk menyetel klep.
12. Poros Pelatuk :tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik turun.
13. Plat Penahan : menahan agar poros pelatuk tidak keluar (bergerak ke kiri ke kanan).


2. Komponen Tranmisi Matic dan fungsinya(sesuai nomor pada gambar) :
1. Fixed Sheave: bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt.

2. Crankshaft : poros engkol sebagai kick starter.
3. V-Belt :sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ).
4. Sliding Sheave : bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin.
5. Primary drive gear shaft : poros penghubung ke roda.


3. Cara kerja CVT
Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Unknown mengatakan...

2) A. Sebutkan nama komponen pada gambar dibawah ini dan jelaskan fungsinya?
Jawab:

1. Primary fixed sheave/ Pulley primer tetap
Adalah bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt. Fixed sheave berbentuk piringan yang bagian sisinya dibentuk menyerupai kipas, tujuannya adalah untuk membantu proses pendinginan pada ruang cvt.

2. Crankshaft/ Poros engkol
Berfungsi untuk memutar Primary sliding shave.

3. V-belt
Disebut juga sebagai sabuk, berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ). Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan sepeda motor. Namun, besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros Crankshaft dan Poros Primary Drive Gear Shift. Bagian bawah V-belt dibuat menyerupai roda gigi yang berfungsi sebagai pendingin agar V-belt bersifat elastis. Beberapa pabrikan telah menetapkan standar penggantian V-belt, yaitu antara 20.000 km sampai 25.000 km.

4. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
Adalah bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave akan menekan V-belt kearah diameter pulley yang lebih besar.

5. Primary drive gear shaft/ As Gear box
Berfungsi sebagai tempat dudukan gear reduksi dan gear reduksi meneruskan putaran ke roda.

B. Jelaskan cara kerja sistem CVT pada sepeda motor Matic?
Jawab:
1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

5. Saat Roda Beban Berat/ Menanjak
Pada saat menanjak, atau beban berat, roda belakang agak tertahan, oleh karena beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer mengecil


Bisbon Butar-Butar mengatakan...

Nama : Bisbon Butar-Butar
NIM :5113122007
Prodi :Pend.T.Otomotif
Makul :Teknik Sepeda Motor
(1). Komponen Kepala Silinder & Fungsinya( sesuai nomor pada gambar gambar) :
1. Cotter : menahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
2. Penahan : tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan.
3. Pegas Klep Dalam: menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka.
4. Pegas Klep Luar : menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka.
5. Stem Seal : menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir.
6. Dudukan Pegas : sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan.
7. Bos Klep : sebagai jalur bergeraknya batang katup.
8. Klep Buang : mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang baka.
9. Klep Masuk: sebagai membuka tuutp saluran buang dari sisa-sisa pembakaran.
10. Poros Bubungan : menggerakkan rocker arem yang selanjutnya menggerakkan klep.
11. Pelatuk : sebagai tempat untuk menyetel klep.
12. Poros Pelatuk :tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik turun.
13. Plat Penahan : menahan agar poros pelatuk tidak keluar (bergerak ke kiri ke kanan).


(2). Komponen Tranmisi Matic dan fungsinya(sesuai nomor pada gambar) :
1. Fixed Sheave: bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt.

2. Crankshaft : poros engkol sebagai kick starter.
3. V-Belt :sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ).
4. Sliding Sheave : bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin.
5. Primary drive gear shaft : poros penghubung ke roda.


(3). Cara kerja CVT
Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Unknown mengatakan...

NAMA : RAHMAD NUR RIZKY
NIM : 5113122038
PRODY : PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


1) Sebutkan nama komponen pada gambar berikut dan jelaskan Fungsinya?

Jawab:
1. Cotter
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.

2. Penahan
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.

3. Pegas Klep Dalam
Berfungsi untuk menekan klep agar dapat tertutup dengan sempurna.

4. Pegas Klep Luar
Berfungsi untuk mengembalikan posisi klep pada posisi semula setelah tertekan atau membuka.

5. Sistem Seal
Sil klep dipasang di bos klep dimaksudkan agar oli yang terdapat di kepala silinder tidak bocor ke ruang bakar melalui celah antara batang klep dan bos klep. Kerusakan yang sering terjadi adalah sil pecah atau keras, ditandai dengan adanya asap putih tipis di knalpot ketika mesin dihidupkan
6. Dudukan Pegas
Berfungsi sebagai dudukan pegas agar pegas tidak lari atau menggeser.

7. Bos Klep
Bos klep berfungsi sebagai jalur bergeraknya batang klep. Bila bos klep telah aus/longgar di bagian knalpot akan timbul asap putih tipis dan perbaikannya harus diganti dan pemasangannya di tukang bubut.

8. Klep Buang
Klep / katup buang (exhaust valve) adalah katup yang berfungsi membuka-tutup saluran buang (exhaust manifold) untuk mengeluarkan gas sisa pembakaran. Sesuai nama dan fungsinya, penempatan katup ini berda di saluran buang kendaraan.

9. Klep Masuk
Klep / katup masuk (intake valve) adalah katup yang penempatannya berada di saluran masuk (intake manifold) pada silinder head kendaraan, fungsi katup ini adalah membuka-tutup saluran masuk agar campuran udara dan bensin dapat masuk untuk proses pembakaran.

10. Poros Bubungan (Noken As)
Fungsi dari noken as adalah untuk mengatur waktu membuka dan menutup klep melalui bentuk gunung-gunung di noken as sehingga klep bisa teratur pada saat motor bekerja. Kerusakan yang sering terjadi, bagian gunung-gunung noken as mengalami keausan sehingga timbul suara kasar/berisik pada kepala silinder.

11. Pelatuk (Rocker Arm)
Ketika mesin bekerja, pelatuk klep berfungsi sebagai perantara putaran noken as guna mengatur buka tutup klep. Gerakan berputar dari noken as diubah menjadi naik turun pada klep oleh pelatuk klep. Gerakan naik turun ini diatur oleh gunung-gunung noken as.

12. Poros Pelatuk
Berfungsi sebagai tempat dudukan pelatuk.

13. Pelat Penahan
Berfungsi untuk menahan poros pelatuk agar poros pelatuk tidak menggeser.

2) A. Sebutkan nama komponen pada gambar dibawah ini dan jelaskan fungsinya?


Jawab:

1. Primary fixed sheave/ Pulley primer tetap
Adalah bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt. Fixed sheave berbentuk piringan yang bagian sisinya dibentuk menyerupai kipas, tujuannya adalah untuk membantu proses pendinginan pada ruang cvt.

2. Crankshaft/ Poros engkol
Berfungsi untuk memutar Primary sliding shave.

3. V-belt
Disebut juga sebagai sabuk, berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ). Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan sepeda motor. Namun, besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros Crankshaft dan Poros Primary Drive Gear Shift. Bagian bawah V-belt dibuat menyerupai roda gigi yang berfungsi sebagai pendingin agar V-belt bersifat elastis. Beberapa pabrikan telah menetapkan standar penggantian V-belt, yaitu antara 20.000 km sampai 25.000 km.

4. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
Adalah bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave akan menekan V-belt kearah diameter pulley yang lebih besar.

5. Primary drive gear shaft/ As Gear box
Berfungsi sebagai tempat dudukan gear reduksi dan gear reduksi meneruskan putaran ke roda.

Unknown mengatakan...

NAMA : RAHMAD NUR RIZKY
NIM : 5113122038

Jelaskan cara kerja sistem CVT pada sepeda motor Matic?
Jawab:
1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).


3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.


5. Saat Roda Beban Berat/ Menanjak
Pada saat menanjak, atau beban berat, roda belakang agak tertahan, oleh karena beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer mengecil


Unknown mengatakan...

Nama : Johannes Sinaga
Nim : 5113122025
Jurusan : Pend. Teknik Otomotif

1. Komponen perakitan Kepala Silinder dan Fungsinya masing-masing :

1. Cotter: menahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik
2. Penahan: tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan
3. Pegas Klep Dalam: menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
4. Pegas Klep Luar: menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
5. Stem Seal : menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir
6. Dudukan Pegas: sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan
7. Bos Klep: sebagai jalur bergeraknya batang katup
8. Klep Buang: mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang baka
9. Klep Masuk: sebagai membuka tuutp saluran buang dari sisa-sisa pembakaran
10. Poros Bubungan: menggerakkan rocker arem yang selanjutnya menggerakkan klep
11. Pelatuk : sebagai tempat untuk menyetel klep
12. Poros Pelatuk :tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik turun
13. Plat Penahan : menahan agar poros pelatuk tidak keluar (bergerak ke kiri ke kanan)

2. komponen pada mesin matic dan fungsinya

1. Fixed Sheave: bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt
2. Crankshaft : poros engkol sebagai kick starter
3. V-Belt :sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder )
4. Sliding Sheave : bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin
5. Primary drive gear shaft : poros penghubung ke roda


3. Cara kerja CVT

Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crank shaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan menuju ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat dari pada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Unknown mengatakan...

alex sugianto

1) Sebutkan nama komponen pada gambar berikut dan jelaskan Fungsinya?
1. Cotter
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
2. Penahan
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
3. Pegas Klep Dalam
Berfungsi untuk menekan klep agar dapat tertutup dengan sempurna.
4. Pegas Klep Luar
Berfungsi untuk mengembalikan posisi klep pada posisi semula setelah tertekan atau membuka.
5. Sistem Seal
Sil klep dipasang di bos klep dimaksudkan agar oli yang terdapat di kepala silinder tidak bocor ke ruang bakar melalui celah antara batang klep dan bos klep. Kerusakan yang sering terjadi adalah sil pecah atau keras, ditandai dengan adanya asap putih tipis di knalpot ketika mesin dihidupkan
6. Dudukan Pegas
Berfungsi sebagai dudukan pegas agar pegas tidak lari atau menggeser.
7. Bos Klep
Bos klep berfungsi sebagai jalur bergeraknya batang klep. Bila bos klep telah aus/longgar di bagian knalpot akan timbul asap putih tipis dan perbaikannya harus diganti dan pemasangannya di tukang bubut.
8. Klep Buang
Klep / katup buang (exhaust valve) adalah katup yang berfungsi membuka-tutup saluran buang (exhaust manifold) untuk mengeluarkan gas sisa pembakaran. Sesuai nama dan fungsinya, penempatan katup ini berda di saluran buang kendaraan.
9. Klep Masuk
Klep / katup masuk (intake valve) adalah katup yang penempatannya berada di saluran masuk (intake manifold) pada silinder head kendaraan, fungsi katup ini adalah membuka-tutup saluran masuk agar campuran udara dan bensin dapat masuk untuk proses pembakaran.
10. Poros Bubungan (Noken As)
Fungsi dari noken as adalah untuk mengatur waktu membuka dan menutup klep melalui bentuk gunung-gunung di noken as sehingga klep bisa teratur pada saat motor bekerja. Kerusakan yang sering terjadi, bagian gunung-gunung noken as mengalami keausan sehingga timbul suara kasar/berisik pada kepala silinder.
11. Pelatuk (Rocker Arm)
Ketika mesin bekerja, pelatuk klep berfungsi sebagai perantara putaran noken as guna mengatur buka tutup klep. Gerakan berputar dari noken as diubah menjadi naik turun pada klep oleh pelatuk klep. Gerakan naik turun ini diatur oleh gunung-gunung noken as.
12. Poros Pelatuk
Berfungsi sebagai tempat dudukan pelatuk.
13. Pelat Penahan
Berfungsi untuk menahan poros pelatuk agar poros pelatuk tidak menggeser.

Unknown mengatakan...

2) Komponen pada mesin Matic dan fungsinya
1. Fixed Sheave: bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt
2. Crankshaft : poros engkol sebagai kick starter
3. V-Belt :sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder )
4. Sliding Sheave : bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin
5. Primary drive gear shaft : poros penghubung ke roda

3) Jelaskan cara kerja sistem CVT pada sepeda motor Matic?
Jawab:
1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).


3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.


5. Saat Roda Beban Berat/ Menanjak
Pada saat menanjak, atau beban berat, roda belakang agak tertahan, oleh karena beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer mengecil

Unknown mengatakan...

NAMA: Harrys Sitorus
NIM : 511312201
1. Komponen perakitan Kepala Silinder dan Fungsinya masing-masing :
1. Cotter : sebagai penahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
2. Penahan : untuk tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan.
3. Pegas Klep Dalam : untuk menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah membuka.
4. Pegas Klep Luar: untuk menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah membuka.
5. Stem Seal : menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir atau oli tidak meluber.
6. Dudukan Pegas : sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan
7. Bos Klep : sebagai jalur bergeraknya batang katup
8. Klep Buang : mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang bakar
9. Klep Masuk : membuka tutup saluran buang dari sisa-sisa pembakaran
10. Poros Bubungan : menggerakkan rocker arm
11. Pelatuk : sebagai tempat untuk penyetelan klep.
12. Poros Pelatuk :tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik dan turun
13. Plat Penahan : untuk menahan supaya poros pelatuk tidak bergerak ke kanan dan kekiri

2. Komponen pada mesin Matic dan fungsinya
1. Fixed Sheave adalah bagian dari primary sheave yang tidak bergerak.
Fungsi : sebagai penahan V-belt.
2. Crankshaft atau sering disebut poros engkol.
Fungsi: sebagai kick starter.
3. V-Belt adalah penghubung putaran ke roda.
Fungsinya: sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ).
4. Sliding Sheave adalah bagian yang bergerak kekiri dan kekanan.
Fungsi: mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin
5. Primary drive gear shaft : poros penghubung ke roda


3. Cara kerja CVT
Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner(langsam)
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Unknown mengatakan...

NAMA : Erwan Sianipar
NIM : 5103122013
1. Komponen perakitan Kepala Silinder dan Fungsinya masing-masing :
1. COTTER : menahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik
2. PENAHAN : tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan
3. PEGAS KLEP DALAM: menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
4. PEGAS KLEP LUAR : menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
5. STEM SEAL : menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir
6. DUDUKAN PEGAS : sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan
7. BOS KLEP : sebagai jalur bergeraknya batang katup
8. KLEP BUANG : mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang baka
9. KLEP MASUK: sebagai membuka tuutp saluran buang dari sisa-sisa pembakaran
10. POROS BUBUNGAN : menggerakkan rocker arem yang selanjutnya menggerakkan klep
11. PELATUK : sebagai tempat untuk menyetel klep
12. POROS PELATUK :tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik turun
13. PLAT PENAHAN : menahan agar poros pelatuk tidak keluar (bergerak ke kiri ke kanan)


2. Komponen pada mesin Matic dan fungsinya
1. Fixed Sheave: bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt
2. Crankshaft : poros engkol sebagai kick starter
3. V-Belt :sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder )
4. Sliding Sheave : bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin
5. Primary drive gear shaft : poros penghubung ke roda





3. Cara kerja CVT
Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Unknown mengatakan...

Nama : M. Zulmi Ramadhan
NIM : 5113122032
Prodi: Pendidikan Teknik Otomotif

1) Sebutkan nama komponen pada gambar berikut dan jelaskan Fungsinya?

Jawab:
1. Cotter
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.

2. Penahan
Berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.

3. Pegas Klep Dalam
Berfungsi untuk menekan klep agar dapat tertutup dengan sempurna.

4. Pegas Klep Luar
Berfungsi untuk mengembalikan posisi klep pada posisi semula setelah tertekan atau membuka.

5. Sistem Seal
Sil klep dipasang di bos klep dimaksudkan agar oli yang terdapat di kepala silinder tidak bocor ke ruang bakar melalui celah antara batang klep dan bos klep. Kerusakan yang sering terjadi adalah sil pecah atau keras, ditandai dengan adanya asap putih tipis di knalpot ketika mesin dihidupkan
6. Dudukan Pegas
Berfungsi sebagai dudukan pegas agar pegas tidak lari atau menggeser.

7. Bos Klep
Bos klep berfungsi sebagai jalur bergeraknya batang klep. Bila bos klep telah aus/longgar di bagian knalpot akan timbul asap putih tipis dan perbaikannya harus diganti dan pemasangannya di tukang bubut.

8. Klep Buang
Klep / katup buang (exhaust valve) adalah katup yang berfungsi membuka-tutup saluran buang (exhaust manifold) untuk mengeluarkan gas sisa pembakaran. Sesuai nama dan fungsinya, penempatan katup ini berda di saluran buang kendaraan.

9. Klep Masuk
Klep / katup masuk (intake valve) adalah katup yang penempatannya berada di saluran masuk (intake manifold) pada silinder head kendaraan, fungsi katup ini adalah membuka-tutup saluran masuk agar campuran udara dan bensin dapat masuk untuk proses pembakaran.

10. Poros Bubungan (Noken As)
Fungsi dari noken as adalah untuk mengatur waktu membuka dan menutup klep melalui bentuk gunung-gunung di noken as sehingga klep bisa teratur pada saat motor bekerja. Kerusakan yang sering terjadi, bagian gunung-gunung noken as mengalami keausan sehingga timbul suara kasar/berisik pada kepala silinder.

11. Pelatuk (Rocker Arm)
Ketika mesin bekerja, pelatuk klep berfungsi sebagai perantara putaran noken as guna mengatur buka tutup klep. Gerakan berputar dari noken as diubah menjadi naik turun pada klep oleh pelatuk klep. Gerakan naik turun ini diatur oleh gunung-gunung noken as.

12. Poros Pelatuk
Berfungsi sebagai tempat dudukan pelatuk.

13. Pelat Penahan
Berfungsi untuk menahan poros pelatuk agar poros pelatuk tidak menggeser.

Unknown mengatakan...

Nama : M. Zulmi Ramadhan
NIM : 5113122032
Prodi: Pendidikan Teknik Otomotif

2) A. Sebutkan nama komponen pada gambar dibawah ini dan jelaskan fungsinya?

Jawab:

1. Primary fixed sheave/ Pulley primer tetap
Adalah bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt. Fixed sheave berbentuk piringan yang bagian sisinya dibentuk menyerupai kipas, tujuannya adalah untuk membantu proses pendinginan pada ruang cvt.

2. Crankshaft/ Poros engkol
Berfungsi untuk memutar Primary sliding shave.

3. V-belt
Disebut juga sebagai sabuk, berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ). Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan sepeda motor. Namun, besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros Crankshaft dan Poros Primary Drive Gear Shift. Bagian bawah V-belt dibuat menyerupai roda gigi yang berfungsi sebagai pendingin agar V-belt bersifat elastis. Beberapa pabrikan telah menetapkan standar penggantian V-belt, yaitu antara 20.000 km sampai 25.000 km.

4. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
Adalah bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave akan menekan V-belt kearah diameter pulley yang lebih besar.

5. Primary drive gear shaft/ As Gear box
Berfungsi sebagai tempat dudukan gear reduksi dan gear reduksi meneruskan putaran ke roda.

B. Jelaskan cara kerja sistem CVT pada sepeda motor Matic?
Jawab:
1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).


3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

5. Saat Roda Beban Berat/ Menanjak
Pada saat menanjak, atau beban berat, roda belakang agak tertahan, oleh karena beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer mengecil

Unknown mengatakan...

jawaban langsung di ketik di Komentar, Awas jangan di COPAS...

Unknown mengatakan...

NAMA : Herman Hutasoit
NIM : 5103122017
1. Komponen perakitan Kepala Silinder dan Fungsinya masing-masing :
1. COTTER : menahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik
2. PENAHAN : tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan
3. PEGAS KLEP DALAM: menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
4. PEGAS KLEP LUAR : menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
5. STEM SEAL : menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir
6. DUDUKAN PEGAS : sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan
7. BOS KLEP : sebagai jalur bergeraknya batang katup
8. KLEP BUANG : mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang baka
9. KLEP MASUK: sebagai membuka tuutp saluran buang dari sisa-sisa pembakaran
10. POROS BUBUNGAN : menggerakkan rocker arem yang selanjutnya menggerakkan klep
11. PELATUK : sebagai tempat untuk menyetel klep
12. POROS PELATUK :tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik turun
13. PLAT PENAHAN : menahan agar poros pelatuk tidak keluar (bergerak ke kiri ke kanan)


2. Komponen pada mesin Matic dan fungsinya
1. Fixed Sheave: bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt
2. Crankshaft : poros engkol sebagai kick starter
3. V-Belt :sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder )
4. Sliding Sheave : bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin
5. Primary drive gear shaft : poros penghubung ke roda





3. Cara kerja CVT
Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Anonim mengatakan...

Nama : Dedy Syahputra Pangaribuan
NIM : 5113122009

JAWABAN SOAL FORMATIF 4 TEKNIK SEPEDA MOTOR

Jawaban No 1
1. Valve cotter sebagai pengunci antara katup dengan upper spring seat yang mana upper spring seat akan tertekan oleh pegas katup sehingga dengan adanya valve cotter maka katup akan terdorong dengan arah gaya pegasnya.
2. Upper spring seat sebagai penahan pegas bagian atas.
3. Valve spring bagian dalam berfungsi untuk membantu pegas luar dalam mengembalikan posisi katup ke posisi semula setelah tertekan.
4. Valve spring bagian luar sebagai penekan katup agar tertutup secara sempurna.
5. Valve steam seal berfungsi agar oli tidak berlebihan mengalir dari dudukan katup.
6. Lower spring seat berfunsi sebagai dudukan pegas bagian bawah.
7. Valve Bog berfungsi sebagai tempat jalannya katup.
8. Exhaust Valve berfungsi sebagai katup buang untuk membuang hasil pembakaran.
9. Intake Valve berfungsi sebagai katup masuk untuk memasukan campuran udara dan bahan bakar.
10. Cam Shaft berfungsi sebagai penekan rocker arm untuk mengatur katup mana yang harus bekerja.
11. Rocker arm berfungsi sebagai pelatuk untuk menekan katup.
12. Rocker arm shaft berfungsi sebagi poros tempat dudukan rocker arm.
13. Pelat penahan berfungsi sebagai penahan agar rocker arm tidak bergeser.

Anonim mengatakan...

Jawaban soal no 2

2. Berikut keterangan komponen-komponen cvt pada soal nomor 2a
1. Ring Gear sebagai penggerak poros engkol saat pertama kali engine dihidupkan, yang mana ring gear ini terhubung akan berhubungan dengan motor stater dan/atau kick stater.
2. Primary pulley yang berfungsi sebagi pully penggerrak yang terhubung dengan poros engkol. Diameter titik tengah pulley akan berubah-ubah sesuai dengan putaran mesin.
3. V-belt sebagai penghubung antara primary pulley dengan secondary pulley. Saat putaran tinggi maka pulley ini akan merapat dan diameter akan membesar.
4. Secondary Pulley sebagi pulley yang digerakkan yang selanjutnya akan diteruskan ke kopling sentrifugal untuk menggerakkan roda. Pulley ini juga berubah-ubah diameternya sesuai dengan beban kendaraan. Saat beban kendaraan berat/saat kendaraan lambat maka pulley ini akan merapat sehingga diameternya membesar.
5. Kopling sentrifugal sebagai penghubung antara pulley skunder dengan final gear untuk menggerakan roda. Kopling ini hanya dapat bekerja pada putaran tertentu saja. Tetapi semakin tinggi putaran maka kopling ini akan menghasilkan gaya sentrifugal yang lebih besar pula sehingga gesekan antara kopling dengan rumah kopling semakin minim.

2b. Cara kerja system cvt pada sepeda motor matic terbagai dalam beberapa putaran, yang pertama adalah putaran idle, putaran rendah, putaran menengah, putaran tinggi dan putaran beban. Berikut penjelasannya.
a. Putaran Idle
Putaran engine akan diteruskan ke primary pulley melalui crank shaft dan diteruskan ke secondary pulley melalui v-belt. Disini sepeda motor belum mampu berjalan karena putaran yang dihasilkan belum mampu mengembangkan kopling sentrifugal.
b. Putaran Rendah
Putaran akan sama diteruskan seperti pada putaran rendah tadi. Tetapi disini adanya peningkatan kecepatan sehingga kopling sentrifugal mampu mengembang sehingga putaran dapat diteruskan ke clutch housing, sehingga putaran dapat diteruskan ke final gear dan memutarkan roda.
c. Putaran Menengah
Sama seperti tadi putaran engine akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan lagi ke secondary pulley. Pada saat seperti ini, karena putaran betambah maka primary sheave weight akan mendorong primary sliding sheave karena adanya gaya sentrifugal yang bekerja. Pada saat primary sliding terdorong maka secara otomatis diameter primary pulley membesar akibat primary fixed sheave dan primary sliding sheave merapat.
d. Putaran Tinggi
Pada putaran tinggi maka terjadi pertambahan putaran sehingga primary sheave weight akan mendapatkan gaya sentrifugal yang lebih besar lagi sehingga semakin menekan primary sliding sheave sehingga diameter primary pulley semakin membesar. Pada saat primary pulley membesar maka v-belt akan menjadi ketat, dan secondary sliding sheave akan bergeser melawan arah pegas sehingga diameter secondary pulley mengecil akibat secondary sliding pulley menjauh dengan secondary fixed pulley.
e. Putaran beban
Putaran juga akan diteruskan dari crank shaft akan diteruskan ke primary pulley dan diteruskan lagi ke secondary puley. Karena pada saat putaran beban membutuhkan torsi yang besar maka keadaan pulley harus seperti pada saat posisi putaran rendah. Maka untuk disini pin guide akan bekerja pada secondary fixed sheave. Pin guide ini akan mengunci secondary fixed sheave untuk tetap menjaga diameter secondary pulley dalam keadaan besar, sehingga torsi yang dihasilkan besar.


Unknown mengatakan...

Nama : kristian sipahutar
Nim : 5113122028
1.Nama- nama komponen kepala slinder dan fungsinya !
Jawab :

a. Cotter berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
b. Penahan berfungsi untuk menahan per klep agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik.
c. Pegas Klep Dalam berfungsi untuk menekan klep agar dapat tertutup dengan sempurna.
d. Pegas Klep Luar berfungsi untuk mengembalikan posisi klep pada posisi semula setelah tertekan atau membuka.
e. Sistem Seal
Sil klep dipasang di bos klep dimaksudkan agar oli yang terdapat di kepala silinder tidak bocor keruang bakar melalui celah antara batang klep dan bos klep. Kerusakan yang sering terjadi adalah sil pecah atau keras, ditandai dengan adanya asap putih tipis di knalpot ketika mesin dihidupkan
f. Dudukan Pegas berfungsi sebagai dudukan pegas agar pegas tidak lari atau menggeser.
g. Bos Klep berfungsi sebagai jalur bergeraknya batang klep. Bila bos klep telah aus/longgar di bagian knalpot akan timbul asap putih tipis dan perbaikannya harus diganti dan pemasangannya di tukang bubut.
h. Klep Buang (exhaust valve) berfungsi membuka-tutup saluran buang (exhaust manifold) untuk mengeluarkan gas sisa pembakaran. Sesuai nama dan fungsinya, penempatan katup ini berda di saluran buang kendaraan.
i. Klep Masuk (intake valve) adalah katup yang penempatannya berada di saluran masuk (intake manifold) pada silinder head kendaraan, fungsi katup ini membuka-tutup saluran masuk agar campuran udara dan bensin dapat masuk untuk proses pembakaran.
j. Poros Bubungan (Noken As)
Fungsinya untuk mengatur waktu membuka dan menutup klep melalui bentuk gunung-gunung di noken as sehingga klep bisa teratur pada saat motor bekerja. Kerusakan yang sering terjadi, bagian gunung-gunung noken as mengalami keausan sehingga timbul suara kasar/berisik pada kepala silinder.
k. Pelatuk (Rocker Arm)
Ketika mesin bekerja, pelatuk klep berfungsi sebagai perantara putaran noken as guna mengatur buka tutup klep. Gerakan berputar dari noken as diubah menjadi naik turun pada klep oleh pelatuk klep. Gerakan naik turun ini diatur oleh gunung-gunung noken as.
l. Poros Pelatuk berfungsi sebagai tempat dudukan pelatuk.
m. Pelat Penahan berfungsi untuk menahan poros pelatuk agar poros pelatuk tidak menggeser.

2.A.Nama komponen pada gambar diatas dan fungsinya adalah sebagai berikut :
Jawab:
1. Primary fixed sheave/ Pulley primer tetap
Adalah bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt. Fixed sheave berbentuk piringan yang bagian sisinya dibentuk menyerupai kipas, tujuannya adalah untuk membantu proses pendinginan pada ruang cvt.

2. Crankshaft/Poros engkol
Berfungsi untuk memutar Primary sliding shave.

3. V-belt
Disebut juga sebagai sabuk, berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder ). Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan sepeda motor. Namun, besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros Crankshaft dan Poros Primary Drive Gear Shift. Bagian bawah V-belt dibuat menyerupai roda gigi yang berfungsi sebagai pendingin agar V-belt bersifat elastis. Beberapa pabrikan telah menetapkan standar penggantian V-belt, yaitu antara 20.000 km sampai 25.000 km.

4. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
Adalah bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave akan menekan V-belt kearah diameter pulley yang lebih besar.

5. Primary drive gear shaft/ As Gear box
Berfungsi sebagai tempat dudukan gear reduksi dan gear reduksi meneruskan putaran ke roda.

Unknown mengatakan...

NAMA : Korem Sihombing
NIM : 5103122024
1. Komponen perakitan Kepala Silinder dan Fungsinya masing-masing :
1. COTTER : menahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik
2. PENAHAN : tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan
3. PEGAS KLEP DALAM: menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
4. PEGAS KLEP LUAR : menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
5. STEM SEAL : menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir
6. DUDUKAN PEGAS : sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan
7. BOS KLEP : sebagai jalur bergeraknya batang katup
8. KLEP BUANG : mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang baka
9. KLEP MASUK: sebagai membuka tuutp saluran buang dari sisa-sisa pembakaran
10. POROS BUBUNGAN : menggerakkan rocker arem yang selanjutnya menggerakkan klep
11. PELATUK : sebagai tempat untuk menyetel klep
12. POROS PELATUK :tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik turun
13. PLAT PENAHAN : menahan agar poros pelatuk tidak keluar (bergerak ke kiri ke kanan)


2. Komponen pada mesin Matic dan fungsinya
1. Fixed Sheave: bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan V-belt
2. Crankshaft : poros engkol sebagai kick starter
3. V-Belt :sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( Pulley sekunder )
4. Sliding Sheave : bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong V-belt. Sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin
5. Primary drive gear shaft : poros penghubung ke roda





3. Cara kerja CVT
Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :

1. Putaran Stasioner
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

Unknown mengatakan...

B. Jelaskan cara kerja sistem CVT pada sepeda motor Matic?
Jawab:
Cara kerja sistem CVT sepeda motor metic dimulai dari putaran stasioner (langsam), saat mulai berjalan, putaran menengah, putaran tinggi dan saat roda beban berat (saat menanjak)
1. Putaran Stasioner.
Pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh V-belt. Selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2. Saat Mulai Berjalan.
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). Pada bagian pulley sekunder, diameter V-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).

3. Putaran Menengah.
Pada putaran menengah, diameter V-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4. Putaran Tinggi.
Pada kondisi putaran tinggi, diameter V-belt pada pulley primer lebih besar daripada V-belt pulley sekunder. Ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. Akibatnya, V-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.

5. Saat Roda Beban Berat/Menanjak.
Pada saat menanjak, atau beban berat,roda belakang agak tertahan, oleh karena beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer mengecil

Unknown mengatakan...

Nama : Faris Sitompul
Nim : 5113122012

1. komponen perakitan kepala silinder dan fungsinya masing-masing :
1) cotter
menahan per katup agar tidak lepas dan dapat bekerja dengan baik
2) penahan
tempat dudukan cotter sekaligus menahan agar cotter tidak lepas saat ada tekanan
3) pegas klep dalam
menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
4) pegas klep luar
menekan katup agar dapat menutup dengan sempurna, dan untuk mengembalikan posisi katup pada posisi semula setelah tertekan/membuka
5) stem seal
menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir
6) dudukan pegas
sebagai dudukan pegas agar tidak keluar dari posisi saat ada tekanan
7) bos klep
sebagai jalur bergeraknya batang katup
8) klep buang
mengatur atau membuka tutup campuran udara yang masuk ke dalam ruang baka
9) klep masuk
sebagai membuka tuutp saluran buang dari sisa-sisa pembakaran
10) poros bubungan
menggerakkan rocker arem yang selanjutnya menggerakkan klep
11) pelatuk
sebagai tempat untuk menyetel klep
12) poros pelatuk
tempat dudukan pelatuk agar bisa bekerja naik turun
13) plat penahan
menahan agar poros pelatuk tidak keluar (bergerak ke kiri ke kanan)








2. komponen pada mesin matic dan fungsinya
1) fixed sheave
bagian dari primary sheave yang tidak bergerak berfungsi sebagai penahan v-belt
2) crankshaft
poros engkol sebagai kick starter
3) v-belt
sebagai penghubung putaran dari primary sheave ke secondary sheave ( pulley sekunder )
4) sliding sheave
bagian yang bergerak kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong v-belt. sliding sheave bekerja dengan menyesuaikan kecepatan mesin
5) primary drive gear shaft
poros penghubung ke roda

3. cara kerja cvt
sistem cara kerja cvt sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner hingga putaran tinggi. sistem cara kerja cvt sepeda motor matic diuraikan sebagai berikut :
1) putaran stasioner
pada putaran stasioner ( langsam ), putaran dari crankshaft diteruskan ke pulley primer, kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh v-belt. selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal. namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel ( roda belakang ) tidak berputar.

2) saat mulai berjalan
ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan dengan gaya tarik per. pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. pada kondisi ini, posisi v-belt pada bagian puller ( diameter kecil ). pada bagian pulley sekunder, diameter v-belt berada pada bagian luar ( diameter besar ).


3) putaran menengah
pada putaran menengah, diameter v-belt kedua pulley berada pada posisi balance ( sama besar ). ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave ke arah fixed sheave. tekanan pada sliding sheave mengakibatkan v-belt bergeser ke arah lingkaran luar. selanjutnya menarik v-belt pada pulley sekunder ke arah lingkaran dalam.

4) putaran tinggi
pada kondisi putaran tinggi, diameter v-belt pada pulley primer lebih besar daripada v-belt pulley sekunder. ini disebabkan gaya sentrifugal weight makin menekan sliding sheave. akibatnya, v-belt terlempar ke arah sisi luar pulley primer.